Peresmian UWSSP

Kementerian Pekerjaan Umum melucurkan program Urban Water Supply and Sanitation Project (UWSSP) yang dibiayai dari pinjaman Bank Dunia senilai Rp. 221 miliar, APBN Rp. 19,4 miliar, dan APBD Rp. 71,5 miliar, di  Jakarta , kamis (6/5). Program ini akan dilaksanakan di Kota Bogor, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Muara Enim dan akan mengalirkan air minum ke 62 ribu Sambungan Rumah (SR) atau setara dengan 310 ribu jiwa di tiga kota tersebut. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya juga akan memberikan support untuk Kabupaten Kapuas berupa sistem air baku Palingkau sekitar Rp. 100 miliar.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Budi Yuwono, menegaskan bahwa peluncuran UWSSP diharapkan menandai dimulainya kinerja PDAM yang lebih profesional. Selama tiga tahun terakhir menurutnya Ditjen Cipta Karya baru kali ini meluncurkan lagi program pinjaman Bank Dunia, hal itu karena pengalaman pinjaman sebelumnya yang membebani Pemda.




“Pinjaman tidak perlu dihindari. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sudah menjadi tugas pemerintah daerah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM. Pemerintah pusat hanya melakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan. Meskipun nilai pinjamannya kecil, namun saya harapkan menjadi pendorong pengembangan SPAM bagi Pemerintah Daerah yang kemampuan pendanaannya terbatas,” ujar Budi Yuwono.
Kasubdit Investasi Air Minu, Ditjen Cipta Karya, Alex A. Chalik menjelaskan, program UWSSP memiliki dua komponen utama, yaitu; pertama, peningkatan SPAM untuk tiga PDAM (PDAM Kota Bogor, PDAM Kabupaten Kapuas, PDAM Kabupaten Muara Enim). Kedua, bantuan teknis (technical assistance) untuk menjamin efisiensi pelaksanaan proyrk dan untuk meningkatkan kemampuan operasi dan manajerial PDAM. Ia mengatakan program tersebut sudah dimulai sejak September 2009 hingga 30 Juni 2014 dengan masa pengembalian selama 24,5 tahun termasuk 9 tahun grace period. “Dalam UWSSP, Kota Bogor memberikan sharing APBD sebanyak 15%, sedangkan Kabupaten Kapuas dan Muara Enim memberikan sharing program,” ucapnya.

Pengembangan SPAM di Kota Bogor akan memberikan hasil anatara lain meningkatkan kapasitas produksi sebesar 2 x 200 liter/detik, upgrading IPA eksisting dengan penambahan kapasitas 200 liter/detik melalui penambahan 2 unit rapid sand filter, pembangunan reservoir kapasitas 2.000 m3. Kegiatan tersebut untuk meningkatkan pelayanan kepada 40 ribu SR  dengan penambahan jaringan distribusi, dan menurunkan angka kebocoran sebesar 5% (dari 38% menjadi 33%) melalui pergantian water meter pelanggan dan pipa distribusi yang sudah tua. Kabupaten Kapuas akan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 100 liter/detik dan membangun reservoir kapasitas 1.500 m3 untuk melayani 8 ribu SR. seperti halnya dua kota sebelumnya, Kabupaten Muara Enim juga akan meningkatkan kapasitas produksi 150 liter/detik dengan membangun IPA baru kapasitas 100 liter/detik dan 50 liter/detik) untuk melayani 14 ribu SR.

Budi Yuwono berpesan kepada Pemda (PDAM) agar menguatkan pondasi mereka dengan mentaati Project Management Manual (PMM). “Rencanakan kemampuan pengembalian sejak dari sekarang, taati prosedur tender jangan sampai kreditur urung memberikan pinjaman disebabkan administrasi yang rumit, dan cermatilah proses pelalaporan. Semua itu agar kita tidak lagi terjebak pada hutang seperti masa lalu,” tegasnya. (bcr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar